Daftar Isi [Tampil]
Setelah aku berusaha untuk tidak
mengingat, aku kira aku sudah terbiasa akan hadirmu yang tidak lagi dekat.
Ternyata gagasan tentangmu masih ada, ia hanya sembunyi sebab pernah
kupaksa pergi padahal ia masih ingin di sini.
Kau
berlipat ganda, lagi-lagi memenuhi rongga dada dan kepala. Kulihat sekarang kau
bahagia. Memang betul atau sama sepertiku yang berpura-pura?
Aku
tidak pernah baik-baik saja, lalu makin parah setelah kemarin kau kembali
menyapa.
Beberapa
orang memang hadir untuk memberi pelajaran, termasuk dirimu yang kembali
datang. Aku akhirnya memahami jika pulih tidak akan pernah kudapat dari
berlari.
Pulih
adalah menatapmu dan tak merasa sedih.
Pulih
adalah berdamai, dengan takdir yang tak sesuai, dengan kau yang tak ternilai,
dan dengan diriku sendiri yang sering abai.
Pulih
bukan menghindari.
Pulih
tak mampu dicapai dengan menjauhi.
Pulih
adalah menghadapi..
:)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar