Daftar Isi [Tampil]
Dunia tempatku bersandiwara meninggalkan bekas luka yang tak tergantikan. Aku tersesat oleh relikuiku yang aku ciptakan sendiri. Kenestapaan ku terhadap jalan hidup ini membuatku mengerti apa itu arti bertahan demi hidup dan mencoba untuk tidak mati. Walau berkali-kali raga ini selalu mencoba hal yang tak diinginkan. Aku sendiripun menjalani ini semuanya tertatih-tatih dan menggantungkan akal dan logikaku yang masih sedikit waras.
Namun nyatanya, itu saja tidak cukup. Pertahananku akhirnya goyah juga karena terpaan badai masa lalu yang tak henti-hentinya menghujam akal sehatku. Seolah semua ini tidaklah nyata, semua ini hanyalah fatamorgana. Aku lagi-lagi dijatuhkan oleh ketidakberdayaanku sendiri yang berimbas merusak semua pondasi yang telah aku susun untuk hari esok. Ini bukan yang pertama atau kedua atau ketiga kalinya terjadi.. Tapi sudah seperkian kali aku dibuat tersesat oleh pikiranku sendiri. Sedetik bahkan aku tak mengenal siapa aku, dimana aku, mengapa aku ? Kenapa bukan dia ? Bukan mereka ? Tapi harus aku ?
Saat aku pejamkan mata, layar hitam seolah hidup dipikiranku. Terekam jelas setiap detail yang telah berlalu. Kata mereka... jangan pernah mengingat masa lalu, tak ada yang perlu disesali semua hanyalah proses dengan berjalanya waktu. Bagaimanapun masa lalu akan cepat berlalu dan tak ada gunanya untuk masa depan yang harus tetap berjalan sesuai takdirnya. Justru buat ku masa lalu adalah kunci aku bisa meneruskan hidupku saat ini. Hidup yang penuh akan rintangan terjal yang aku pun tak tau bisa melewati dengan bayang-bayang masa lalu atau tidak.
Aku iri dengan mereka yang dengan santai dan mudahnya bisa menganggap luka masa lalu adalah sebuah batu loncatan mereka untuk bisa menjadi sekarang ini tanpa merasa terbebani. Mengapa aku tak bisa ? Hidup ku selalu saja dibuat merenung.
Tuhan...
Beri aku 1 alasan terbaikMu mengapa aku harus dan masih bisa bertahan saat ini ? Ketidakmasuk akalan yang telah terjadi membuat ku terus dan terus berfikir. Hal itu membuat pikiranku menjadi semakin gila. Aku memang bukan hamba terbaikMu yang selalu patuh akan perintahMu. Aku adalah pendosa yang ulung, tapi aku adalah salah satu makhluk hidup yang Kau ciptakan demi satu tujuan di muka bumi ini. Sesulit itukah aku mencari jawaban atas hidup yang Kau berikan ini ya Tuhan ?
Jika kau percaya kepadaku bahwa aku bisa melalui ini semua maka berikan aku kekuatan lagi dan lagi untuk melaluinya. Keinginan melangkah maju pun rasanya tak ada harapan lagi. Semua terasa seperti angin yang tak ada dosa berhembus seolah mengejek ku.
Aku sangat rapuh saat ini. aku kehilangan pondasiku lagi, kehilangan semuanya lagi. Walaupun teman-teman, pacar, dan orang tua masih ada di balik kerapuhan ku saat ini tapi aku tak mau mereka masuk dalam lubang ini. Mereka semua orang baik yang aku tau akan selalu ada disetiap aku butuh mereka, lagi-lagi aku tak mau merepotkan mereka kesekian kalinya. AKU MALU !!!.
Biar mendung ini selalu menyelimutiku hingga hujan turun pada waktunya.
-JA
Mantap
BalasHapus