Memaafkan itu bukan berarti kita membiarkan, bukan berarti kita menerima juga diperlakukan nggak baik gitu. Jadi kalau misalnya kita disakiti sama seseorang, kita memang bukan orang yang sempurna tapi kalau bisa ya kesalahan itu jangan diingat-ingat di pikiran kita terus. Ingat! kadang-kadang boleh, ya nggak apa-apa namanya juga manusia jadi kita pasti akan ingat suatu hal apapun itu jangan dipaksain untuk lupa juga. Tapi yaudah, toh kalau kita tahu dia orangnya nggak baik, ya kedepannya kita nggak usah berhubungan lagi sama dia. Kenapa? Karena ujung-ujungnya pasti kita akan tersakiti lagi, kita ulang lagi perilaku yang sama berulang-ulang-ulang dan di situlah si bad karma itu berperan.
Kita sadar ada dalam situasi yang berulang-ulang itu. Kalau kamu merasa nggak banget buat maafin dia, buat perjanjian sama diri kamu sendiri bahwa kamu menolak untuk marah karena dia. “Oke, saya kemarin udah marah, saya kemarin udah sedih udah, udah cukup.” Saat kamu merasa ekspresi marah kamu itu udah selesai. Di situlah forgiveness itu akan datang. Jadi kalau marah terus sedih terus ya kamu nggak ada tempat dan waktu untuk bisa memaafkan. Paham? It takes less energy to forgive. Energi yang dibutuhkan untuk memaafkan itu jadi lebih sedikit daripada kita stay marah dan sakit hati. Saat kita memaafkan orang itu atau saat kita memaafkan diri kita sendiri percayalah niscaya semua sakit hati kita dan rasa sakit broken heart kita tuh udah berlalu.
Dan semua itu pernah saya rasain sendiri sih. Jadi sewaktu saya merasa saya nggak terima diperlakukan kayak gini bla-bla-bla. Akhirnya saya kayak expressing my emotion aja, saya nangis berhari-hari tapi setelah selesai saya merasa “yaudah, saya terima saya bisa maafin dia, saya juga maafin diri saya sendiri.” Jadi, saya sekarang nggak merasa sakit hati lagi dan merasa lebih baik-baik aja dan seperti I feel I am at better place right now gitu dibanding yang kemarin, dan enggak ada satu pun orang yang berpikir di dunia ini I wish i’d stayed angry longer harusnya saya marah lebih lama yah oh nggak ada, nggak ada orang yang berpikir seperti itu, adanya kayak harusnya saya nggak marah lama-lama harusnya nggak sedih lama-lama yah. It’s a matter of energy, energi yang kita keluarkan untuk marah untuk sakit hati itu lebih besar daripada energi untuk memaafkan untuk let go.
:)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar