Feature List

Daftar Isi [Tampil]
Disini aku berdiri memandang langit jingga di ufuk barat yang hampir tertelan heningnya laut disenja hari. Tatapan ku yang kosong membuat setumpuk beban di kepalaku lepas terbawa hilir mudiknya angin yang berhembus. Senyumku mengembang saat melihat burung – burung beterbangan menghiasi langit senja untuk kembali kesarang nya. Aku disini berdecak kagum melihat semua pertunjukan disenja ini. Sangat indah.
Namun sekelibat pikiranku langsung tertuju pada satu orang yang mungkin saat ini sedang memandangku dari atas sana.
“Aku kangen kamu, Rav...” Gumamku kecil sambil menatap langit. Saat aku menoleh ke belakang ternyata sudah ada kak Laura yang sedari tadi mungkin berdiri disana.
“Ehem... ehem.. Ciyee sendirian aja de, kamu ngapain disini? Dicariin a Dias tuh di dalam.” Ujarnya sambil menghampiri lalu merangkul tangannya dipundak ku.
“Lagi cari angin saja sih kak, tuh liat pemandangannya bagus banget sayang kalau gak diliat.” Ucapku sambil memandang lagi laut lepas dihadapanku sekarang.
“Cari angin? Apa lagi kangen sama orang ?? hahaha. Tadi kamu bilang, kamu kangen sama Rava ya de? Heh?” Celetuk Kak Laura sambil mengeratkan rangkulannya, bahkan hampir memelukku dari samping. “Emang iya apa tadi aku bilang begitu? salah denger kali kak..” jelasku.
“Udah ngaku saja kali de, kalau kangen bilang kangen kalau enggak bilang enggak.” Kak Laura tersenyum. “kadang disaat tertentu yang tak bisa kita ketahui kita dapat merasakan kerinduan yang lebih bagi seseorang yang telah pergi jauh dari kita. Kak laura juga pernah ngrasain apa yang kamu rasain ko. Kakak yakin Rava bakal seneng kalau kamu bisa hidup bahagia. Kamu inget kan pesan Rava saat ....” Ucapnya terpotong saat aku berteriak sedikit kencang yang mampu membuat kak Laura berjengit kaget dan refleks melepaskan rangkulannya padaku.
“Yaakkk !!.. oke kak udah yaa, aku mau masuk ke dalam anginnya sudah mulai kencang nih nanti aku masuk angin lagi“ desak ku sambil berjalan setengah berlari meninggalkan Kak Laura yang masih setia mematung melihat pungungku menjauhi nya.
Ingin rasanya aku tak ingin mendengar penjelasan lebih dari Kak Laura lagi tentang Rava. Biar waktu saja yang menghapus semua masa lalu dan kenangan itu. Dan aku tak ingin mengungkitnya lagi sekarang. Belum saatnya. Mungkin nanti.

Bagiku Rava adalah masa depan ku yang tertunda. Kesalahan yang membuat masa lalu menjadi tamparan hebat buat pandanganku akan cinta berubah. Cinta yang selama ini aku pikir hanya sebuah cerita cinta tentang yang meninggalkan dan yang ditinggalkan. Namun sekarang aku berpikir cinta itu adalah sebuah arti tentang bagaimana kita bisa menjaga cinta itu tetap utuh dan setia. Berat memang. Tapi itulah hebatnya cinta. Cinta kadang membuat kita sakit saat jatuh tapi mampu membuat kita terbang menjauhi bumi saat cinta menghampiri kita dengan orang yang mencintai kita juga. Kini aku tak lagi sendiri dalam kesedihan yang berlarut-larut. Ada Dias yang sebentar lagi akan menjadi bagian hidupku selamanya. Ku harap dia akan menjadi yang terakhir di hidupku karena yang pertama telah bahagia diatas sana bersama sang bidadari yang menemaninya. Yaitu Rava Athaya Syarief. 

O.o.0.o.0.o.0





 to be continue .....




Tidak ada komentar:

Posting Komentar