Disini aku berdiri memandang langit jingga di ufuk barat
yang hampir tertelan heningnya laut disenja hari. Tatapan ku yang kosong membuat
setumpuk beban di kepalaku lepas terbawa hilir mudiknya angin yang berhembus.
Senyumku mengembang saat melihat burung – burung beterbangan menghiasi langit
senja untuk kembali kesarang nya. Aku disini berdecak kagum melihat semua
pertunjukan disenja ini. Sangat indah.
Namun sekelibat pikiranku langsung tertuju pada satu
orang yang mungkin saat ini sedang memandangku dari atas sana.
“Aku kangen kamu, Rav...” Gumamku kecil sambil menatap
langit. Saat aku menoleh ke belakang ternyata sudah ada kak Laura yang
sedari tadi mungkin berdiri disana.
“Ehem... ehem.. Ciyee sendirian aja de, kamu ngapain
disini? Dicariin a Dias tuh di dalam.” Ujarnya sambil menghampiri lalu
merangkul tangannya dipundak ku.
“Lagi cari angin saja sih kak, tuh liat pemandangannya
bagus banget sayang kalau gak diliat.” Ucapku sambil memandang lagi laut lepas
dihadapanku sekarang.
“Cari angin? Apa lagi kangen sama orang ?? hahaha. Tadi
kamu bilang, kamu kangen sama Rava ya de? Heh?” Celetuk Kak Laura sambil
mengeratkan rangkulannya, bahkan hampir memelukku dari samping. “Emang iya apa
tadi aku bilang begitu? salah denger kali kak..” jelasku.
“Udah ngaku saja kali de, kalau kangen bilang kangen
kalau enggak bilang enggak.” Kak Laura tersenyum. “kadang disaat tertentu yang
tak bisa kita ketahui kita dapat merasakan kerinduan yang lebih bagi seseorang
yang telah pergi jauh dari kita. Kak laura juga pernah ngrasain apa yang kamu
rasain ko. Kakak yakin Rava bakal seneng kalau kamu bisa hidup bahagia. Kamu
inget kan pesan Rava saat ....” Ucapnya terpotong saat aku berteriak sedikit
kencang yang mampu membuat kak Laura berjengit kaget dan refleks melepaskan
rangkulannya padaku.
“Yaakkk !!.. oke kak udah yaa, aku mau masuk ke dalam
anginnya sudah mulai kencang nih nanti aku masuk angin lagi“ desak ku sambil
berjalan setengah berlari meninggalkan Kak Laura yang masih setia mematung
melihat pungungku menjauhi nya.
Ingin rasanya aku tak ingin mendengar penjelasan lebih
dari Kak Laura lagi tentang Rava. Biar waktu saja yang menghapus semua masa
lalu dan kenangan itu. Dan aku tak ingin mengungkitnya lagi sekarang. Belum
saatnya. Mungkin nanti.
Bagiku Rava adalah masa depan ku yang tertunda. Kesalahan
yang membuat masa lalu menjadi tamparan hebat buat pandanganku akan cinta
berubah. Cinta yang selama ini aku pikir hanya sebuah cerita cinta tentang yang
meninggalkan dan yang ditinggalkan. Namun sekarang aku berpikir cinta itu
adalah sebuah arti tentang bagaimana kita bisa menjaga cinta itu tetap utuh dan
setia. Berat memang. Tapi itulah hebatnya cinta. Cinta kadang membuat kita
sakit saat jatuh tapi mampu membuat kita terbang menjauhi bumi saat cinta
menghampiri kita dengan orang yang mencintai kita juga. Kini aku tak lagi
sendiri dalam kesedihan yang berlarut-larut. Ada Dias yang sebentar lagi akan
menjadi bagian hidupku selamanya. Ku harap dia akan menjadi yang terakhir di
hidupku karena yang pertama telah bahagia diatas sana bersama sang bidadari
yang menemaninya. Yaitu Rava Athaya Syarief.
O.o.0.o.0.o.0
to be continue .....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar